Banyak Ditentang Ulama, Ternyata Ilmuwan Muslim Juga Percaya Teori Evolusi

0
Teori Evolusi Darwin




Di tahun 1837, seorang ilmuwan yang berasal dari Inggris menggambarkan sebuah pohon, pohon bukan sembarang pohon, ternyata pohon ini adalah gagasan awal tentang teori evolusi dan seleksi alam.

Di gambar pohon tersebut secara garis besar membahas tentang makhluk hidup yang beradaptasi terhadap alam, ya kayak seleksi alam yang kita ketahui bersama sih, yaitu mana yang kuat dialah yang bertahan hidup, jadi ia menggambarkan ketika lingkungan membuat suatu perubahan, maka makhluk hidup tersebut “menciptakan” satu spesies baru, dan spesies yang lain akan mati, ia menamai gambar tersebut dengan menurut kita sangat filosofis, yaitu ‘i think’.

Pohon Evolusi Darwin

Pemikirannya bukan berangkat dari hal yang tiba-tiba, ya meskipun ia sudah lama menduga tentang adanya evolusi ini yang ia namai sebagai “common ancestor”, ia masih belum mengetahui persis gimana sih prosesnya.

Dan ketika dia membaca tulisan-tulisan dari Malthus yang berpendapat bahwa populasi manusia bertambah lebih cepat daripada produksi makanan, sehingga menyebabkan manusia bersaing satu sama lain untuk memperebutkan makanan dan menjadikan perbuatan amal sia-sia.

Nah, ketika mengamati beberapa burung di pulau Galapagos yang paruhnya berubah karena evolusi alam, ia menciptakan teori yang kelak akan sangat berpengaruh di dunia biologi dan sekaligus penuh kontroversi, ialah Charles Robert Darwin, sang pemilik buku The Origin of Species.

Stigma Buruk dari Kalangan Agamawan

Ada seorang ilmuwan muslim yang dengan jelas emang membantah teori Darwin, dan dia menyatakan bahwa di Islam tidak ada namanya teori evolusi, dan dengan tegas ia berujar kalau segalanya berpusat terhadap Allah.

Ya bukan cuman dari kalangan agamawan aja sih yang gak sependapat sama Darwin, ada juga kalangan ilmuwan lain yang masih menduga-duga tentang gimana bisa kera berevolusi jadi manusia, soalnya memang ada ‘missing link’ di antara kera dan manusia.

Ilmuwan Muslim Jauh Sebelum Era Darwin yang Menjadi Inspirasi

Al-Jahiz

Al-Jahiz hidup di sekitar tahun 781 – 861 Masehi di Irak, yang telah mendokumentasikan teori seleksi alam jauh sebelum Charles Darwin, pada awalnya Al-Jahiz dikenal sebagai ulama yang karyanya berfokus di filsafat Islam, namun setelah diteliti lebih dalam lagi ternyata Al-Jahiz juga mempunyai pemikiran tentang kajian biologis pada saat itu.

Al Jahiz Teori Evolusi

Dalam kitabnya yang berjudul Al-Hayawan atau Buku Tentang Binatang, yang isinya adalah hasil pengamatannya terhadap hewan-hewan di Jazirah Arab, Al-Jahiz menyimpulkan makhluk yang berada di daerah tandus dan daerah subur memiliki kemampuan bertahan hidup dipengaruhi dari caranya mencari sumber daya.

Dan dia mengasumsikan kalau evolusi fisik terjadi atas kehendak Allah.
Di karyanya dijelaskan kalau seleksi alam adalah bagian dari keinginan untuk bertahan hidup untuk menghadapi lingkungan, namun keinginan ini juga harus didukung dengan keadaan fisik yang sehat, fungsi tubuh, agar mendukung ambisi makhluk tersebut.

Jika fisiknya cukup sehat dan kuat tentunya berpeluang untuk bertahan hidup nah beberapa makhluk yang lemah akan punah, nah jika telah mampu bertahan hidup maka makhluk ini akan menciptakan keturunan yang lebih kuat lagi dan siap melewati proses adaptasi yang baru.

Namun tetap saja, teori evolusi tetap ditolak oleh kalangan agamawan yang dianggap menyamakan manusia dengan binatang lain.

Abu Al Raihan

Al Raihan bahkan menyatakan manusia “hijrah” dari kerajaan fauna lalu mencapai kondisi yang lebih sempurna di muka bumi sebagai makhluk yang memiliki akal. Al Raihan meyakini primata seperti kera merupakan salah satu proses hijrah sebelum manusia menjadi spesies unggul.

Ibnu Khaldun

Pindah ke abad 14, ada ilmuwan muslim yang sangat ternama pada saat itu yang mematahkan argumentasi “Kulit Hitam adalah Seorang Manusia Berdosa”, ia menuliskan ada proses yang tercipta secara berangsur-angsur tiap-tiap makhluk hidup, termasuk manusia sebagai proses seleksi alam.

Adaptasi manusia yang berkulit hitam dikarenakan pigmen di dalam kulitnya menghitam agar manusia lebih tahan beraktivitas di iklim yang panas ketika beraktivitas di alam bebas.

Para ilmuwan muslim yakin kok kalau evolusi itu tidak bertentangan dengan iman.

Ibnu Miskawaih

Mundur lagi deh ke Abad 10, filsuf muslim ini juga mempercayai manusia berkembang dari ‘makhluk lain’ yang jauh lebih sederhana. Tapi berkat kuasa ilahi manusia menjadi satu-satunya yang memiliki akal dan budi pekerti.

Ya, meskipun Darwin tidak mengenali Jahiz ataupun temuan-temuannya tapi yang perlu digaris bawahi adalah, ilmuwan-ilmuwan Islam ini setuju dengan teori evolusi, bahkan ada yang menuliskan kalau manusia dan kera itu berasal dari garis keturunan yang sama.

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.
Post a Comment (0)

buttons=(Accept !) days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Learn More
Accept !
To Top