Periode Reinasence Awal membawa periode yang menarik di mana sains dan agama sekali lagi bersatu, terlepas dari kepercayaan kuat umat Katolik dan penolakan mereka terhadap sains. Sejarawan kontemporer menganggap Komedi Ilahi Dante sebagai karya seni paling terkenal yang mencoba untuk benar-benar mendefinisikan neraka berdasarkan kepercayaan Kristen dan pada tulisan-tulisan kuno.
Apakah Neraka Muat Untuk Semua Para Pendosa
Karya seni termasuk novel kecil dan puisi Dante Alighieri dibuat antara tahun 1307 dan 1320. Di sini, seniman menggambarkan neraka dengan kompleksitas yang eksplisit, seolah-olah dia benar-benar pergi mengunjungi neraka sendiri. Sejak 1320 ketika karyanya telah selesai, para sarjana yang lain telah bekerja keras untuk memetakan fitur fisik neraka.
Terlepas dari teori geometri kompleks yang ada pada saat itu, itu tidak cukup untuk benar-benar mengetahui apa yang oleh beberapa sarjana digambarkan sebagai "dunia fantasi" yang diciptakan oleh Dante. Periode renaisans mendorong para sarjana untuk mengambil pendekatan yang lebih filosofis terhadap dunia sains dan analisis literatur keagamaan serta seni yang menyajikan peristiwa-peristiwa alkitabiah.
Untuk itu, pada tahun 1588 Gereja Katolik meminta Galileo Galilei menggunakan pengetahuan matematikanya untuk mengukur dimensi neraka berdasarkan lukisan Dante. Saat itu Galileo baru berusia 24 tahun, tetapi merupakan seorang yang luar biasa di bidang fisika, bahkan dianggap oleh beberapa sejarawan sebagai orang paling cerdas abad ke-16.
Deskripsi neraka Dante menjelaskan bahwa neraka dibentuk oleh 9 lingkaran, dengan setiap lingkaran semakin kecil saat semakin dekat dengan inti Bumi. Semakin dalam lingkaran, semakin ganas neraka itu. Lingkaran terakhir diperuntukkan bagi manusia paling hina di muka bumi seperti tentara Romawi yang membunuh Yesus (Yohanes 19:34).
Bentuk neraka digambarkan oleh literatur Kristen dalam bentuk kerucut yang terbentuk dari pertempuran antara Tuhan dan Lucifer. Ketika Tuhan memukul Lucifer, dia jatuh dekat dengan kota Cuma di Italia, membentuk pintu masuk neraka dan dampaknya menciptakan bentuk kerucut yang disajikan oleh lukisan Dante.
Lahirnya Fisika Modern
Galileo telah mempelajari seni Dante secara mendalam dan mulai memperdebatkan dunia fantasi penyair dengan penggunaan sains. Galileo bukanlah sarjana pertama yang mencoba mengukur dimensi neraka, tetapi dia adalah orang pertama yang memahami bahwa dimensi neraka memiliki kumpulan fisikanya sendiri. Dante menjelaskan bahwa neraka adalah kerucut yang terbentang dari inti bumi hingga ke luar.
Untuk pengukuran ini, Galileo menggunakan Yerusalem sebagai Pusat Bumi dan menghitung jarak Cuma (Italia) menjadi 2.700 Km (1.677 mil). Berdasarkan hal ini, Galileo telah menyimpulkan bahwa kerucut Neraka akan memiliki diameter 5.550 Km (3.417 mil). Segera setelah itu, Galileo menyadari bahwa ada kesalahan besar dengan perhitungannya. Berdasarkan hukum Fisika, silinder besar yang turun ke pusat Bumi dalam kehidupan nyata akan runtuh karena beratnya sendiri.
Galileo bahkan memperhitungkan perhitungan dan upaya lain untuk mengukur diameter neraka tetapi ternyata bahwa mereka semua melakukan kesalahan yang sama. Dia menyebutkan bahwa para cendekiawan terhebat saat itu, termasuk dirinya sendiri, tidak mengerti bagaimana struktur dunia nyata bekerja.
Kesalahan inilah yang mendorong Galileo membuat beberapa terobosan luar biasa ke dalam dunia fisika, bahkan menciptakan beberapa hukum fisika yang masih berlaku hingga saat ini. Bertahun-tahun setelah Galileo menerbitkan sebuah buku pada tahun 1638 berjudul "Dua Ilmu Baru" di mana ia menetapkan dasar mekanika dalam sains dengan menggunakan kesalahan seperti itu sebagai contoh. Dengan demikian, era fisika Aristoteles berakhir dan melahirkan ilmu pengetahuan modern.
